April 17, 2010

Luluh Lantaknya Kota Baghdad dan Runtuhnya Daulah Abbasiah

Pernah tahu bangsa yang sangat terkenal dengan kekejamannya? Bangsa yang telah membasmi kaum muslimin dengan jumlah yang fantastis? Jumlah yang sangat tinggi (dengan peralatan perang pada masa itu) dibanding apa yang telah dan sedang terjadi di Irak saat ini (dengan peralatan perang yang canggih)? Mereka adalah bangsa Tartar. Mengapa mereka bisa berbuat demikian? Di mana letak kesalahan kaum muslimin dan pemimpin mereka?


Runtuhnya Baghdad (ibukota daulah Abbasiah) di tangan bangsa Tartar
tidak terlepas dari pengkhianatan yang dilakukan oleh al-wazir Umayyiduddien
Muhammad bin al-Alqami ar-tafidhi seorang Syiah Rafidhah yang amat
dendam terhadap ahlu sunnah.


Dia menjabat wazir (Perdana Menteri) bagi Khalifah al-Musta’shim billah,
khalifah terakhir bani Abbas di Iraq. Peristiwa tersebut terjadi pada
12 Muharram 656 H. Hulaku Khan, cucunya Jenggis Khan mengepung Baghdad
dengan seluruh bala tentaranya yang berjumlah kurang lebih 200.000
tentara. Mereka mengepung istana Khalifah dan menghujaninya dengan
anak panah dari segala arah, hingga menewaskan seorang budak wanita
yang sedang bermain di hadapan Khalifah untuk menghiburnya. Budak
wanita tersebut adalah seorang selir (gundik) bernama Arafah.


Sebilah anak panah dating dari jendela menembus tubuhnya pada saat
is menari di hadapan Khalifah maka cemaslah Khalifah dan amat terkeiut.
Pada anak panah yang menewaskan selirnya itu, mereka dapati tulisan:
"Jika Allah menghendaki melaksanakan Qadha dan takdimya,
maka dia akan melenyapkan akal orang yang berakal"


Setelah itu Khalifah memerintahkan agar memperketat keamanan. Perbuatan
pengkhianatan Wazir Ibnu al-Alqami yang begitu dendam kepada ahlu
sunnah itu, disebabkan pada tahun lalu (655 H) terjadi peperangan
hebat antara ahlu sunnah dengan rafidhah yang berakhir dengan direbutnya
kota al-Karkh yang merupakan pusat rafidhah dan dijarahlah beberapa
rumah sanak famili al-Wazir al-Alqami.


Sebelum terjadinya peristiwa yang amat memilukan ini, ia (Ibnul
Alqami) secara diam-diam berusaha mengurangi jumlah tentaranya. Dengan
cara memecat sejumlah besar tentara dan mencoret nama mereka
dari dinas ketentaraan. Sebelumnya, jumlah tentara pada masa
kekhalifahan al-Mustanshir (Khalifah sebelum at-Musta’shim) mencapai
100.000 orang. Jumlah ini terus dikurangi oleh Ibnul
Alqami hingga menjadi 10.000 orang. pada masa kekhalifahan at-Musta’shim
billah.


Kemudian setelah itu barulah ia (Ibnul Alqami) mengirim surat rahasia
kepada bangsa Tartar, memprovokasi mereka untuk menyerang Baghdad.
Dia terangkan di dalam surat rahasia tersebut kelemahan angkatan bersenjata
daulah Abbasiah di Baghdad. Oleh karena itu dengan mudah sekali bangsa
Tartar dapat menaklukkan Baghdad.


Semua itu ia (Ibnu) Alqami) lakukan untuk membalas dendam kesumatnya
dan ambisinya untuk melenyapkan as-sunnah dan memunculkan bid’ah Rafidhah.
Wallahul Musta’an (Hanya Allah-lah tempat memohon pertolongan).


Tatkala tentara Tartar mengepung benteng Baghdad mulai 12 Muharram
656 H, mulailah al-Wazir Ibnul Alqami menunjukkan pengkhianatannya
yang kedua kali, yaitu dialah orang yang pertama sekali menemui
tentara Tartar. Dia keluar dari Baghdad bersama keluarga pembantu
dan pengikutnya pada saat-saat genting untuk menemui Hulaku Khan.
Kemudian ia kembali ke Baghdad, lalu membujuk Khalifah agar keluar
bersamanya menemui Hulaku Khan untuk mengadakan perdamaian dengan
memberikan setengah hasil devisa negara kepada mereka (bangsa Tartar).


Maka berangkatlah Khalifah bersama para Qadhi. Fuqaha’ shufiyah, tokoh-tokoh
negara, masyarakat dan petinggi-tinggi daulah dengan 700 kendaraan.
Tatkala mereka hampir mendekati markas Hulaku Khan mereka di tahan
oleh tentara Tartar, dan tidak diizinkan menemui Hulaku Khan, kecuali
Khalifah bersama 17 orang saja.


Lalu Khalifahpun menemui Hulalu Khan bersama 17 orang tersebut. sedangkan
yang lain menunggu bersama kendaraan mereka. Sepeninggal Khalifah,
sisa rombongan ini dirampok dan dibunuh oleh tentara Tartar. Selanjutnya
Khalifah dihadapkan kepada Hulaku Khan, dan ditanya macam-macam, tatkala
itu Khalifah menjawab dengan suara bergetar ketakutan karena diteror
dan ditekan.


Kemudian Khalifah kembali ke Baghdad disertai oleh al-Wazir Ibnul
al-Alqami dan Khawajah Nashiruddin ath-Thuusi. Dan di bawah rasa takut
dan tertekan, Khalifahpun mengeluarkan emas, perhiasan, permata dan
lain-lain dalam jumlah yang amat banyak. Akan tetapi sebelum itu gembong-gembong
Rafidhah sudah membisiki Hulaku Khan agar tidak menerima tawaran perdamaian
dad Khalifah. al-Wazir Ibnul Alqami berhasil mempengaruhi Hulaku Khan,
bahwa perdamaian untuk nanti hanya bertahan 1 sampai 2 tahun saja,
dan mendorongnya untuk membunuh Khalifah.


Tatkala Khalifah kembali dengan membawa barang yang banyak kepada
Hulaku Khan, Hulaku Khan memerintahkan untuk mengeksekusi Khalifah.
Maka pada tanggal 14 Shafar bertepatan pada hari Rabu terbunuhlah
Khalifah al-Musta’shim billah. Konon kabarnya yang mengisyaratkan
agar membunuh Khalifah adalah al-Wazir Ibnul al-Qami dan al-Maula
Nashiruddin ath-Thuusi.


Dan bersamaan dengan tewasnya Khalifah, maka tentara Tartarpun menyerbu
Baghdad tanpa perlawanan lagi. Maka rubuhlah Baghdad di tangan bangsa
Tartar. Dilaporkan bahwa jumlah yang tewas ketika itu lebih kurang
2 juta orang. Tidak ada yang selamat kecuali ahlu dzimmah (Yahudi
dan Nashrani) serta orang-orang yang meminta perlindungan kepada bangsa
Tartar, atau yang berlindung di rumah al-Wazir Ibnul Alqami dan para
konglomerat yang membagikan harta mereka kepada Tartar dengan jaminan
keamanan pribadi.


Turut terbunuh juga bersama KhalIfah, dua putra beliau yaitu Abul
Abbas Ahmad (25 tahun) dan Abul Fadhl Abdurrahman (23 tahun) dan ustadz
istana Khalifah yaitu syeikh Muhyiddin Abdul Faraj Ibnul Jauzi bersama
tiga putra beliau yaitu Abdullah, Abdurrahman dan Abdul Karim. Sedang
putra terkecil Khalifah yaitu Mubarak ditawan bersama tiga saudara
perempuannya yaitu Fathimah, Khadijah dan Maryam. Dikatakan bahwa
para gadis yang ditawan tentara Tartar dari istana Khalifah mencapai
1000 orang.
HREF="#foot26">1


Dengan runtuhnya Baghdad maka runtuhlah Daulah bani Abbas yang berkuasa
selama 524 tahun. Mungkin pembaca bertanya-tanya untuk apa sejarah
memilukan ini dituangkan di sini?! Sungguh kami tidak akan memuatnya,
seandainya bukan karena hadits Rasul yang berbunyi:



Seorang Mu’min tidak akan disengat dua kali dan satu lubang. (HR
Bukhari dan Muslim. dari hadits Abu Hurairah)


Sungguh kita tidak ingin sejarah hitam tersebut berulang kembali!.
Kita harus mengambil ibrah dari sejarah tersebut. Kalau kita lihat
kembali, keruntuhan Baghdad (daulah Abbasiah) banyak disebabkan pengkhianatan
dari al-Wazir Ibnul Alqami seorang mubtadi’ (ahli bid’ah). Merupakan
kesalahan yang amat fatal memberikan kepercayaan kepada mereka.

0 komentar: