(red. edukasi4all.blogspot.com): Agar kita terhindar dari bahaya pemikiran dan propaganda dari aliran-aliran sesat, maka kita ketahui terlebih dahulu ajaran-ajaran itu melalui sumber-sumber mereka sendiri. Dengan demikian, kita akan mengenali mereka. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai aliran Nushairiyah, mulai dari awal kelahirannya, para tokohnya, pemikiran-pemikirannya, ajaran-ajarannya, tempat penyebarannya dan lain-lain.
1 Masa Kelahiran Nushairiyah
Golongan ini muncul di abad ketiga Hijriyah. Para ‘perintisnya’ terrnasuk
pemeluk aliran Syiah yang ekstrim yang mengklaim bersemayamnya unsur
tuhan dalam diri ‘Ali. Mereka mengkultuskannya. Tujuan utama mereka
adalah melemahkan dan menghancurkan Islam. Dalam setiap peperangan,
musuh Islam selalu menjadi kawan baik mereka.
2 Tokoh-tokoh Nushairiyah
Pendiri firqah ini adalah orang yang dikenal sebagai Abu Syu’aib Muhammad
bin Nushair Al Bashri An Namiri yang meninggal tahun 270 H. Orang
ini sempat berjumpa dengan tiga orang imam ala Syi’ah, yaitu ‘Ali
bin Al Hadi, Al Hasan Al ‘Askari dan Muhammad Al Mahdi (tokoh yang
fiktif).
Tokoh pendiri ini, mengklaim dirinya sebagai pintu menuju Imam Al
Hasan Al ‘Askari, dan mewarisi ilmunya serta berkapasitas sebagai
sumber referensi sepeninggalnya. Menurutnya, status ini tetap permanen
sepeninggal Irnam Al Mahdi. Kesesatannya tidak berhenti sebatas ini
saja, bahkan ia mengklaim menggenggam nubuwwah dan risalah (menjadi
nabi dan rasul Allah).
3 Beberapa Pokok Pemikiran Nushairiyah
ini meyakini bahwa ‘Ali bersemayam di awan setelah bebas dari kungkungan
jasad kasarnya. Ketika awan berjalan, mereka akan mengatakan "As
salamu ‘alaikum ya Abal Hasan", artinya: semoga keselamatan
senantiasa tercurahkan kepadamu, wahai Abal Hasan (’Ali).
besar, bahkan mereka mendo’akan sang pembunuh Khalifah tersebut. Alasan
mereka, karena ia telah membebaskan ‘Ali dari jasad kasarnya. Dan
orang yang melaknat sang pembunuh akan menghadapi cercaan dan kritikan.
Muhammad, dan Muhammad yang menciptakan Salman Al Farisi. Salman Al
Farisi, dialah yang menciptakan aitam khamsah (lima anak yatim).
Mereka itu adalah Al Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar Al Ghifari, ‘Abdullah
bin Rawahah, ‘Utsman bin Mazh’un dan Qunbur bin Kadan.
Masing-masing (aitam khamsah -red. vbaitullah) mempunyai tugas. Al
Miqdad bin Al Aswad memegang kendali halilintar. Abu Dzar Al Ghifari,
tanggung jawabnya mengontrol perputaran planet dan bintang. Sedangkan
‘Abdullah bin Rawahah diserahi mengurusi perjalanan angin dan mencabut
nyawa. Adapun ‘Utsman bin Mazh’un, tugasnya mengontrol lambung, panas
tubuh dan penyakit manusia. Terakhir, Qunbur bin Kadan diberi mandat
untuk meniupkan ruh ke dalam jasad.
biasa menenggaknya. Karena itu, mereka sangat mendewakan pohon anggur
dan mencela orang yang mencabut atau memotongnya dengan makian yang
buruk. Mereka menamakan khamr sebagai nur (cahaya).
raka’at yang sangat banyak, tanpa sujud.
tidak pernah melakukan thaharah (bersuci), baik dengan wudhu atau
mandi janabah sebelum shalat.
Awwal untuk memperingati kematian Umar bin Khaththab.
Ghadir, hari Mubahalah, hari raya Idul Adha dan
hari-hari raya yang dirayakan orang Nashara.
Pernikiran Nushairiyyah bertumpu pada ideologi paganisme kuno. Karena
4. Referensi Pemikiran Nushairiyah
itu, mereka begitu mengagungkan bintang, planet dan menjadikannya
sebagai tempat tinggal Imam ‘Ali. Selain itu, filsafat agama Majusi
juga menjadi dasar pembangunan aqidah Nushairiyyah. Begitu pula keyakinan
dalam agama Nashara, mereka adopsi untuk melengkapi kesesatan aqidah
Nushairiyyah yang sudah bobrok. Di antaranya, doktrin trinitas, pengkultusan
individu dan penghalalan khamr.
Sedangkan aqidah-aqidah yang lain, juga bersumberkan keyakinan dan
kebudayaan bangsa yang notabene tidak beriman kepada Allah, seperti
negeri-negeri India dan Asia Timur.
5. Tafsiran Batin Ala Nushairiyah Terhadap Berbagai Ibadah
ilmu batin.
tafsir batini.
dengan tiga puluh lelaki dan tiga puluhperempuan.
kepada para musuh dan penyebar rahasia.
dan membenci para seterunya.
ikhlas kepada Ali.
meliputi: ‘Ali, Hasan, Husain, Muhsin dan Fatimah.
Mayoritas penganut Nushairiyyah menempati lokasi di daerah pegunungan
6. Tempat Penyebaran Fiqrah Nushairiyah
di Ladziqiyah. Akhir-akhir ini, mereka lebih meluas ke daerah kota-kota
di Syiria yang berdekatan dengan kampung asli mereka.
Selain itu, Turki dan Albania juga menjadi tempat hidup berkembangnya
pemikiran ini. Nushairiyyin juga menempati Persia (Iran), Turkistan
dan Libanon.
7. Hukum Aqidah Nushairiyah
Ulama Islam sepakat menyatakan, tidak boleh mengikat tali pernikahan
dengan orang-orang Nushairiyyah. Demikian juga, sembelihan mereka
tidak boleh dikonsumsi, tidak boleh menyolati jenazah mereka, sekaligus
melarang mengubur jenazah mereka di pemakaman umat Islam. Begitu pula,
tidak diperbolehkan menggunakan mereka untuk berjaga di garis perbatasan.
Dalam hal ini, Ibnu Taimiyah berkata:
"Mereka, yang populer disebut Nushairiyyah dan seluruh golongan
Qaramithah lebih kafir daripada Yahudi dan Nashara, bahkan lebih kafir
dari kebanyakan orang-orang musyrik. Bahaya mereka lebih berat daripada
bahaya orang-orang kafir yang memerangi urnat Islam, seperti pasukan
Tatar, orang Barat dan lain-lain …
Mereka selalu mendukung musuh kaum muslimin. Mereka membantu kaum
Nashara untuk menggebuk umat Islam. Kemenangan umat Islam atas orang-orang
Tatar malah menjadi musibah terbesar mereka. Kemudian, pasukan Tartar
tidaklah mampu menerobos negeri-negeri Islam dan membunuh khalifah
dan raja-raja lainnya, kecuali dengan bantuan dan dukungan mereka!".
Dari keterangan di atas telah jelas, bahwa Nushairiyyah termasuk golongan
8. Kesimpulan
batiniyah ekstrim yang menuhankan ‘Ali bin Abi Thalib. Hakikat Islam
tidak melekat pada diri rnereka. Dengan demikian, kita tidak boleh
melakukan interaksi dengan mereka dengan cara Islam, lantaran pemikiran
sesatnya (baca: kufur) yang sangat jelas lagi kentara. Zakat, haji
dan shalat Jumat serta thaharah tidak terdapat dalam kamus mereka.
Na’uzdubillah.
Disalin dari majalah As Sunnah edisi 01/IX/1426H/2005M yang merujuk kepada Al-Mausu’ah Al-Muyassarah Fil Adyani Wal Madzahib Wal Adab Al Mu’ashirah, oleh Dr. Mani’ bin Hammad Al Juhani Cet. III Th. 1418 H (I/393-399).
April 16, 2010
Aliran Kebatinan yang Bernama Nushairiyah
Label: Religi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar